Beberapa waktu ini marak penggunaan chatGPT yang dimanfaatkan untuk beberapa keperluan, mulai dari menulis puisi, lirik lagu, novel, bahkan untuk urusan penurunan skor Turnitin. Selain mengesampingkan pekerja (re: manusia), AI seakan-akan mengakomodasi tingkatan tertinggi dari teori kebutuhan Maslow: penghargaan dan aktualisasi diri. Sadar atau tidak, AI dan chatGPT menjebak manusia untuk mempersempit ruang kreatif.
Continue reading “Mungkinkah chatGPT bisa Mempermudah Seseorang untuk Menciptakan Karya?”