5 Komponen Modul Ajar versi Kemendikbudristek, Wajib Ada!

5 Komponen Modul Ajar versi Kemendikbudristek, Wajib Ada! - Jagoketik.com

Dari sekian berita terbaru untuk para guru, salah satu yang terpenting adalah sosialisasi komponen-komponen modul ajar! Para guru wajib tau apa saja komponen modul ajar yang harus diperhatikan, supaya bisa mengajar siswa dengan tepat sekaligus tertib dan taat terhadap instruksi yang sudah digencarkan oleh Kemendikbudristek Republik Indonesia melalui laman resminya. Berikut 5 (lima) komponen modul ajar yang sekurang-kurangnya wajib termuat menurut Kemendikbudristek dalam artikel Jagoketik yang satu ini!

Baca juga: Jasa Edit Buku Gratis Revisi Berkali-kali, Cuma Rp5.000!

Tujuan Pembelajaran

Pertama, komponen modul ajar yang sangat dituntut termuat adalah tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah komponen modul ajar yang paling fondasional dan mendasar, di mana segala macam materi dan aktivitas pembelajaran harus mengacu pada hal-hal yang ingin dituju atau diwujudkan. Tanpa komponen modul ajar berupa tujuan pembelajaran, sebuah modul ajar akan sulit dipahami tujuan pembuatannya dan pembacaannya bagi para peserta didik.

Di samping memperjelas pandangan para murid, komponen modul ajar berupa tujuan pembelajaran juga mampu menunjang terciptanya pembelajaran kolaboratif bagi siswa di dalam lingkup keluarganya. Sudah sepatutnya, modul ajar juga dibaca dan ditelaah oleh orangtua murid guna memahami tuntutan belajar yang dihadapi oleh anaknya. Dari pemahaman tuntutan belajar itulah, orangtua bisa memberikan dukungan ekstra yang akan meningkatkan prestasi serta daya pemahaman belajar pada para siswa.

Butuh Jasa Ketik Buku Modul Ajar? Jagoketik Siap Tuntaskan 100% Tepat Waktu, Order Segera!
Butuh Jasa Ketik Buku Modul Ajar? Jagoketik Siap Tuntaskan 100% Tepat Waktu, Order Segera!

Langkah Pembelajaran

Komponen modul ajar kedua yang juga harus disertakan oleh para guru selaku penyusunnya adalah langkah pembelajaran. Langkah pembelajaran ialah komponen yang memuat segala macam informasi terkait aktivitas dan cara-cara belajar yang perlu dilakukan oleh para siswa untuk mampu menguasai materi spesifik sesuai yang termuat pada modul ajar tersebut. Idealnya, langkah pembelajaran merinci runtutan proses dan tahap belajar yang akan siswa lalui dalam mempelajari suatu materi spesifik tersebut.

Tanpa dimuatnya komponen berupa langkah pembelajaran, suatu modul ajar menjadi tidak bisa didayagunakan secara maksimal. Manfaat dan dampak positif yang ingin diperoleh dari penyusunan modul ajar tersebut pun menjadi terhambat, bila komponen berupa langkah pembelajaran tersebut tidak disertakan ataupun tidak disusun secara maksimal; bisa berbahaya bagi laju pembelajaran siswa ke depannya.

Asesmen

Ketiga, komponen modul ajar yang sangat krusial adalah asesmen. Sebagus apapun tujuan dan langkah pembelajaran yang sudah dituliskan di dalam modul ajar, implementasinya akan jadi kurang lengkap tanpa komplementer krusial berupa perincian evaluasi hasil belajar siswa. Komponen asesmen memuat serangkaian informasi dan instruksi terkait evaluasi yang nantinya dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa atas materi spesifik yang sudah dipelajarinya dengan mengikuti modul ajar tersebut.

Guna menghasilkan modul ajar yang berkualitas dan berdampak jelas, komponen asesmen harus dibuat melalui pendekatan bottomup. Maksud dari pendekatan bottomup adalah guru harus memahami kondisi pengetahuan dan pandangan dari para siswanya, sebelum menentukan model evaluasi beserta beban uji pengetahuan yang diberikan melalui komponen asesmen tersebut.

Informasi dan Referensi Penunjang

Keempat, komponen modul ajar lainnya yang perlu disertakan adalah informasi dan referensi penunjang. Selayaknya buku-buku pelajaran maupun bacaan yang memuat daftar pustaka, modul ajar pun membutuhkan komponen informasi dan referensi penunjang. Kegunaan informasi dan referensi penunjang di dalam modul ajar adalah merinci dasar serta bahan media pembelajaran tambahan yang bisa diketahui serta diakses oleh para siswa.

Pada hakikat dasarnya, informasi dan referensi penunjang bisa berasal dari sumber apapun yang sifatnya edukatif nan kredibel. Artinya, sumber-sumber pembelajaran semacam podcast maupun buku non-fiksi pun bisa dipakai sebagai stok utama dalam penyusunan materi dari suatu modul ajar. Hanya saja, guru selaku penyusun modul ajar tetap perlu mengedepankan etika pendidikan formal dan profesional dengan selektif memberikan sajian informasi dan referensi penunjang secara bertanggung jawab.

Pengembangan Muatan secara Kontekstual

Terakhir, komponen modul ajar yang turut bermanfaat untuk dimuat adalah komponen-komponen pelengkap peningkat kualitas modul. Dibanding keempat komponen modul ajar yang disebut pada poin-poin sebelumnya, inisiasi penambahan komponen lain sifatnya adalah bebas. Kemendikbudristek memberikan hak kepada pihak guru untuk merancang serta menentukan ada atau tidaknya komponen tambahan yang harus diberikan di dalam suatu modul ajar.

Kunci utama di balik pemanfaatan komponen-komponen tambahan pada modul ajar adalah pemahaman lapangan. Seorang guru harus memahami kondisi dan kebutuhan yang dimiliki oleh murid-muridnya dalam mempelajari suatu materi atau mata pelajaran. Barulah setelah itu, seorang guru bisa membuat keputusan yang lebih matang terkait dengan pemberian komponen tambahan di dalam modul ajarnya.

Suka artikel ini? Yuk, bagikan ke temanmu!

Baca juga:

Jagoketik Sedia Jasa Proposal Acara Sekolah, Jasa Ketik Ulang Buku, Jasa Pembuatan Modul Ajar, dan Layanan Pengetikan Dokumen Lainnya!
Jagoketik Sedia Jasa Proposal Acara Sekolah, Jasa Ketik Ulang Buku, Jasa Pembuatan Modul Ajar, dan Layanan Pengetikan Dokumen Lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp
1
Online 24 Jam
Scan the code
Spesialis jasa pengetikan, editing, dan pembuatan berbagai jenis dokumen terbaik No. 1 di Indonesia.

✔ Transaksi aman anti penipuan
✔ Kenyamanan dan kemudahan kerja sama
✔ Pengerjaan cepat dan akurat dengan garansi

Chat Admin sekarang, online 24 jam