Apakah kamu seopernah membuat CV (Curriculum Vitae) atau biasa disebut daftar riwayat hidup?
Pernahkan saat kamu melamar kerja atau magang diminta untuk mengirimkan berkas portofolio? Berkas seperti apakah portofolio itu, simak penjelasan di bawah ya!
Apa Itu Portofolio? Berikut Pengertiannya
Portofolio adalah sebuah dokumen berisi informasi-informasi hasil karya, skill atau kemampuan, pengalaman mengerjakan suatu projek kerja, pelatihan bersertifikasi, atau segala kegiatan yang bisa menampilkan kemampuan seseorang.
Berbeda dengan CV, portofolio lebih fokus lagi memperlihatkan hasil kerja dan pencapaian seseorang secara lebih profesional.
Bentuk portofolio sangat beragam, ada yang membuatnya dalam bentuk online maupun offline. Portofolio online bentuknya berupa dokumen yang bisanya dapat diakses secara digital melalui media sosial, website, atau situs buatan yang sangat beragam.
Sementara bentuk portofolio offline merupakan berkas yang disajikan melalui dokumen yang tidak perlu akses secara digital, misalnya bisa berupa dokumen pdf.
Fungsi Portofolio
Alasan mengapa portofolio itu penting adalah untuk menunjukkan pengalaman kerja dalam bentuk data yang bisa dibuktikan dan dilihat secara konkrit bukan hanya dalam bentuk kalimat seperti di dalam CV.
Itu sebabnya perekrut biasanya meminta perlamar mengirimkan dokumen portofolionya. Terlebih lagi jika jenis pekerjaan yang dilamar merupakan industri kreatif, portofolio menjadi suatu keharusan untuk dapat menilai hasil kerja seorang pelamar.
Cara Membuat Portofolio
Setelah memahami apa itu portofolio serta untuk apa fungsinya selanjutnya masuk ke langkah pembuatan proposal.
1. Cover
Buatlah cover yang menarik. Menarik di sini artinya sangat luas, kamu bisa membuat cover yang penuh warna, banyak item, bermain warna dan font, atau bisa juga yang sederhana, monokrom, dan tidak banyak item.
Tergantung pengemasan dan kesesuaian. Desain cover yang ramai tidak selamanya buruk, dan desain yang sederhana juga tak selamanya membosankan. Penting untuk memahami kesesuain isi, format, dan unsur desain lainnya.
Bagian cover biasanya cukup sederhana berisi nama dan pekerjaan, misalnya “Agustine – Content Writer”.
2. Daftar Isi/Table of Content
Bagian ini opsional, namun akan lebih baik jika dibuat. Daftar isi di sini tidak jauh berbeda dengan daftar isi pada karya ilmiah.
Isinya berupa daftar poin-poin utama apa saja yang akan kamu sajikan di dalam portofolio gunanya untuk memberikan gambaran dan memudahkan rekruter melihat bagian-bagian portofliomu.
3. Data Diri
Meski sudah dijelaskan di dalam CV, data diri juga perlu dicantumkan di dalam portofolio. Buat lebih singkat berupa nama lengkap, tempat tanggal lahir, deksripsi diri secara singkat, pendidikan, dan foto diri semenarik mungkin.
Ingat! di dalam portoflio foto yang kamu gunakan tidak harus formal, buat semenarik mungkin ya (gaya casual namun tetep rapi contohnya).
4. Pengalaman Bekerja
Nah, mulai masuk ke bagian inti nih. Pada bagian ini tuliskan pengalaman bekerja apa, di mana, kapan (tahun masuk dan keluar), serta posisinya (misal, intern, junior, senior, freelance).
Selain itu, kamu juga bisa menambahkan informasi berupa pengalaman volunteer, organisasi atau kepanitiaan. Akan lebih baik lagi jika mencantumkan logo perusahaan tempat bekerja atau informasi yang dapat meyakinkan perekrut.
5. Hasil Karya/Pekerjaan
Ini dia bagian inti dari portofolio, yaitu mencantumkan hasil karyamu sejelas mungkin. Gunakan kualitas foto yang baik apabila hasil karyamu sangat visualis, gunakan link yang sudah pasti dapat dibuka apabila mencantukman link tambahan.
Susun hasil karya sebaik mungkin, jangan terlalu penuh dalam satu halaman, jangan lupa beri deskripsi di setiap karya yang ditampilkan agar rekruter lebih memahami.
6. Kemampuan/Skill
Untuk meyakinkan rekruter, sebutkan atau sedikit jelaskan kemampuanmu terhadap bidang pekerjaan tersebut.
Misalnya aplikasi/software apa saja yang digunakan dalam bekerja, kemampuan berbahasa apa saja yang dikuasai sampai di level mana, kemampuan kreativitas seperti apa saja (content creative, creative writing, design creative), kemampuan berkomunikasi seperti apa, dan kemampuan lain yang merepresentasikan dirimu.
7. Informasi Kontak
Terakhir dan tak kalah penting adalah mencantumkan informasi kontak pribadi yang dapat dihubungi. Kamu bisa memasukkan no telepon, email, linked.in, atau sosial media. Akan lebih baik jika di hubungkan langsung dengan link agar rekruter bisa melihat informasi kontak lebih mudah dan cepat.
Oke, itu dia pengertian, fungsi serta cara membuat portofolio. Sangat penting membuat portofolio yang informatif sekaligus inovatif. Perlu diketahui juga untuk membedakan portofolio sesuai bidang yang ingin dilamar.
Misalnya kamu berpengalaman di bidang yang berbeda, jangan gunakan satu portofolio yang sama di dua bidang yang berbeda meski portofoliomu menyangkut kedua bidang.
Jika portofoliomu berisi ‘Photography’ maka fokuslah menjelaskan pengalaman bekerja dan hasil karya fotografi agar perekrut fokus menilai bidang tersebut tanpa terpengaruh oleh pengalaman kerja yang lain.
Contoh Portofolio
Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan ke yang lain!
Baca artikel lainnya:
- Pengertian, Tujuan, dan Jenis CV
- 6 Situs untuk Membuat CV ATS Friendly Secara Otomatis dan Gratis
- Bedah Canva! Buat CV atau Resume Jadi Mudah!