Kesalahan Umum dalam Membuat Verbatim

Dalam dunia jurnalisme, riset, dan dokumentasi, teknik verbatim memiliki peran yang tak terbantahkan dalam merekam pernyataan seseorang secara akurat. Seiring dengan kemajuan teknologi, verbatim semakin mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam menjaga integritas informasi dan menjauhkan diri dari penyimpangan subjektif. Namun, terlepas dari pentingnya verbatim, seringkali terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses transkripsi ini. Artikel ini akan mengulas sepuluh kesalahan umum yang sering terjadi dalam membuat verbatim, serta memberikan panduan tentang bagaimana menghindarinya agar verbatim yang dihasilkan tetap akurat dan dapat diandalkan.

Cek kesalahan umum dalam membuat verbatim disini!

Verbatim adalah teknik transkripsi yang penting dalam dunia jurnalisme, riset, dan dokumentasi. Tujuannya adalah merekam ucapan atau pernyataan seseorang secara akurat, tanpa adanya penyimpangan atau interpretasi subjektif. Meskipun terdengar sederhana, membuat verbatim bisa menjadi tugas yang rumit dan berisiko terhadap kesalahan. Berikut ini beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam membuat verbatim:

1. Menghilangkan Isi Penting: Kesalahan paling umum adalah menghilangkan kata-kata atau frase yang dianggap tidak penting atau repetitif. Hal ini dapat merusak integritas verbatim dan mengurangi akurasi kutipan.
2. Menambahkan Kata-kata yang Tidak Ada: Sebaliknya, beberapa orang cenderung menambahkan kata-kata atau frase untuk membuat ucapan terdengar lebih ‘lancar’ atau ‘benar’. Ini bisa mengubah makna asli pernyataan.
3. Mengabaikan Nuansa Suara: Verbatim juga harus merekam nuansa suara, seperti tanda tawa, cemoohan, atau kebingungan. Mengabaikannya dapat membuat kutipan kehilangan konteks penting.
4. Menyederhanakan Tanda Baca: Tanda baca sangat penting dalam verbatim. Kesalahan menambah atau menghapus tanda baca dapat mengubah makna kalimat secara signifikan.
5. Menggantikan Frase yang Tidak Jelas: Daripada menggantikan frase yang tidak jelas dengan kata-kata yang mereka kira benar, transkriber harus mempertahankan frase tersebut dan menandainya sebagai “tidak jelas.”
6. Membuat Asumsi: Seorang transkriber tidak boleh membuat asumsi terhadap maksud atau niat pembicara. Mereka harus hanya merekam apa yang diucapkan.
7. Kurangnya Konteks: Penting untuk menyertakan konteks yang cukup dalam verbatim agar pembaca dapat memahami pernyataan dengan benar. Tanpa konteks, verbatim bisa menjadi ambigu.
8. Tidak Memeriksa Ulang: Kesalahan pengejaan, kehilangan kata-kata, atau perubahan yang tidak disengaja dapat terjadi. Mengecek kembali transkripsi adalah langkah penting.
9. Tidak Konsisten: Konsistensi sangat penting dalam verbatim. Penggunaan gaya penulisan dan format yang konsisten membantu mempertahankan keakuratan.
10. Tidak Menggunakan Tanda “[inaudible]”: Jika ada bagian ucapan yang tidak dapat didengar dengan jelas, penggunaan tanda “[inaudible]” sangat penting untuk menunjukkan bahwa ada ketidakpastian.

Menghindari kesalahan-kesalahan ini penting untuk menjaga integritas verbatim dan memastikan bahwa kutipan yang dihasilkan sesuai dengan konteks dan niat pembicara. Para transkriber harus selalu berusaha untuk merekam ucapan sesuai dengan yang diucapkan tanpa penambahan atau pengurangan yang tidak diperlukan. Kesalahan dalam verbatim dapat mengubah makna dan implikasi informasi yang direkam, sehingga ketelitian dan kehati-hatian adalah kunci dalam proses ini.

Butuh jasa verbatim?

Jagoketik.com adalah tempat terbaik untuk Anda yang membutuhkan jasa verbatim dan transkrip berkualitas tinggi. Dengan bantuan Shofiya, seorang profesional yang sangat berpengalaman dalam pembuatan verbatim, kami siap memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan Anda. Kami memiliki layanan yang siap membantu Anda 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Hubungi kontak Admin Jagoketik sekarang untuk mendapatkan layanan verbatim terbaik yang Anda butuhkan.