Dalam dunia riset, khususnya metode kualitatif, istilah verbatim merujuk pada proses menyalin ucapan narasumber secara utuh dan apa adanya. Tidak ada pemotongan, penyederhanaan, atau interpretasi—semua hal yang diucapkan, termasuk pengulangan, jeda, atau suara ragu-ragu seperti “eh”, “hmm”, dan sebagainya, dituliskan secara eksplisit.
Tujuan utama dari verbatim adalah melestarikan keaslian pernyataan partisipan. Ini menjadi sangat penting ketika peneliti ingin menggali makna secara mendalam dan memahami konteks komunikasi secara utuh.