Dilema Anak Lulusan Fakultas Hukum

Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan angka pengangguran terbuka untuk Sarjana (S1) per bulan Februari tahun 2022 meningkat sebesar 884.769 dari tahun lalu yang tercatat sebesar 848.657, sedangkan untuk Diploma (I,II,III) juga mengalami peningkatan per bulan Februari tahun 2022 sebesar 235.359 dari yang awalnya sebesar 216.024 di tahun 2021.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap mahasiswa mendambakan sebuah pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya ataupun bidangnya saat mereka lulus dari perguruan tinggi. Tapi tidak sedikit juga yang merasa dilema dengan tujuan mereka kedepannya. Ditambah dengan kurangnya pengalaman ataupun kompetensi yang belum mumpuni karena selama ini hanya mendapat pengalaman sebatas pada teori yang mereka pelajari di bangku perkuliahan.

Dilema ini sebenarnya bisa kita minimalisir jika kita mempunyai tujuan dan konsep yang ingin kita capai kedepannya, tidak perlu harus kompleks tetapi paling tidak kita mempunyai gambaran sederhana akan bagaimana kita kedepannya. Misalnya saat masih duduk di bangku perkuliahan, kita sudah memiliki tujuan ingin menjadi seorang advokat, maka konsep yang harus dibuat supaya kita bisa mencapai tujuan adalah dengan memperbanyak berdiskusi bersama teman sejurusan, melatih kemampuan berbicara, memperbanyak belajar opini hukum, dan mencoba hal-hal lain yang bisa mendukung untuk tercapainya tujuan tersebut.

Menentukan konsep seperti ini sangat membantu agar terhindar dari dilema saat kita sudah menjadi seorang sarjana. Banyak mahasiswa atau mahasiswi yang hanya datang mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, kemudian pulang, sehingga waktu yang kita gunakan di kampus tidak dimanfaatkan untuk menggali potensi diri, misalnya dengan mengikuti organisasi, penambahan bahan bacaan, dan berdiskusi dengan teman. Maka akan sangat sayang sekali jika waktu banyak digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dan tidak memberikan dampak yang positif.

Padahal menjadi mahasiswa atau mahasiswi adalah saat terbaik untuk kita mulai belajar tanpa “takut salah” berbeda saat kita sudah menduduki suatu profesi atau jabatan, maka apabila kita melakukan suatu hal atau memberikan argumentasi yang salah tentulah akan berdampak kepada kompetensi yang kita miliki. Akan tetapi tidak dengan saat duduk di bangku perkuliahan, ketika hal yang kita lakukan itu salah, maka tidak akan berdampak negatif karena kita masih dalam proses belajar. Jadi sangat wajar apabila kita melakukan sebuah kesalahan. 

Oleh karena itu sangat penting bagi kita saat ini yang masih duduk dibangku perkuliahan untuk menentukan tujuan dan konsep kita kedepannya, agar disaat lulus dari perguruan tinggi dan menjadi seorang sarjana, kita tidak akan lagi menemukan dilema memilih pekerjaan yang akan kita jalani. Dan ada saatnya tujuan dan konsep yang sudah kita buat sedemikian rupa ternyata tidak sesuai dengan kehendak kita, entah itu karena prosesnya yang terlalu sulit, ada faktor-faktor yang tidak mendukung dan hal-hal lainnya, paling tidak kita tidak akan melenceng terlalu jauh dari tujuan dan konsep yang sudah dibuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp
1
Online 24 Jam
Scan the code
Spesialis jasa pengetikan, editing, dan pembuatan berbagai jenis dokumen terbaik No. 1 di Indonesia.

✔ Transaksi aman anti penipuan
✔ Kenyamanan dan kemudahan kerja sama
✔ Pengerjaan cepat dan akurat dengan garansi

Chat Admin sekarang, online 24 jam