Notulis adalah sebutan untuk orang-orang yang menuliskan notula atau catatan singkat mengenai jalannya persidangan.
Saat terlibat di dalam rapat, sebagian dari kita lebih suka menjadi peserta daripada repot-repot menyusun catatan.
Namun, pernahkah kita memikirkan prospek dan persiapan karir profesional dari pekerjaan mencatat hasil rapat?
Perusahaan-perusahaan besar rutin membutuhkan jasa notulis, karena mereka sering menyelenggarakan berbagai forum rapat setiap bulannya.
Tim Jagoketik sendiri kerap menerima permintaan jasa notulis dari berbagai pihak dan kita juga bisa melihat tersedianya jasa-jasa notulis dari instansi lain.
Mimin berani menyimpulkan bahwa notulis merupakan pekerjaan dengan demand yang cukup aktif dan awet.
Keberadaan peminat jasa notulis akan terus ada sepanjang perusahaan-perusahaan besar membutuhkan pencatatan hasil rapat mereka.
Dengan begitu, karir notulis bisa menjadi salah satu jalan bagi kita untuk menambah pundi-pundi pemasukan bulanan.
Baca juga: 3 Situs Produktif Buatan Lokal, Dijamin Gratis dan Praktis!
3 Cara Jitu Menghasilkan Puluhan Juta sebagai Notulis
Agar kita makin memiliki gambaran yang lebih jelas, artikel kali ini memuat tiga metode persiapan karir yang cukup aplikatif dan menjanjikan bagi seseorang untuk menjadi notulis profesional.
1. Bangun Reputasi melalui Organisasi
Cara nomor satu ini sangat wajib diperhatikan secara khusus bagi teman-teman mahasiswa.
Mahasiswa identik aktif mengikuti rapat “ini dan itu”, organisasi “sana dan sini”, tanpa mendapat timbal balik yang menguntungkan.
Bahasa mudahnya, “Cape iya, untung kaga.” Padahal, tiap rapat dan organisasi yang mahasiswa ikuti sebenarnya bisa menjadi ruang persiapan karir yang sangat prospektif.
Salah satu kesalahan besar mahasiswa saat mengikuti berbagai kegiatan adalah tidak menetapkan objektif pribadi yang jelas.
Padahal, objektif pribadi itulah yang seharusnya menjadi salah satu prioritas utamanya dalam berkegiatan sembari tetap mengemban amanah kolektif.
Lebih eksplisit, mahasiswa sering membuang peluang menabung karir sebagai notulis dengan kemalasannya berinisiatif mencatat hasil diskusi dari rapat atau organisasi yang diikutinya.
Untuk teman-teman mahasiswa, cobalah mulai proaktif mengambil jatah tugas mencatat hasil diskusi setiap kali kegiatan yang kita ikuti mengadakan rapat.
Sikap proaktif mampu membangun reputasi positif berupa kepercayaan orang atas keberanian dan kehandalan kita dalam tugas pencatatan hasil rapat.
Reputasi positif itu nantinya bisa membesar dengan sendirinya dan mempermudah kita untuk mengajukan diri sebagai notulis pada kesempatan rapat-rapat lain yang lebih besar.
Boleh jadi, kita mendadak diminta menjadi notulis rapat para dosen tingkat fakultas karena adanya rekomendasi dari teman-teman yang mengenal kita di bangku angkatan jurusan dan organisasi.
Melalui reputasi itulah, kita akan makin mudah dan potensial mendapatkan projek-projek pencatatan rapat yang lebih besar.
2. Asah Kemampuan Editing, Typing, dan Listening
Jika manusia memiliki kebutuhan primer berupa sandang-pangan-papan, maka kebutuhan primer seorang pencatat rapat adalah ketiga poin yang tertulis di atas.
Editing merupakan istilah terkait keahlian dalam mengedit dan menyempurnakan suatu dokumen.
Seorang penyusun catatan rapat yang kompeten dituntut untuk mampu bekerja lebih dari sekedar mengoperasikan alat tulis dan elektronik.
Melainkan, ia juga dituntut bisa mengedit kembali suatu catatan rapat yang telah disusunnya hingga menjadi sebuah dokumen yang layak dan mudah dibaca oleh banyak orang.
Kemampuan editing dalam prakteknya perlu dikawinkan dengan keahlian typing dan listening.
Sekiranya organisasi hanya membutuhkan pengeditan, mereka bisa saja menyerahkannya pada seorang sekretaris.
Itu idealnya, namun sekretaris lazim tersibukkan oleh tugas-tugas internal yang membuatnya terkendala mengikuti dan mencatat diskusi di dalam rapat.
Kecepatan mengetik dan mendengarlah yang mampu membuat organisasi melihat kita sebagai seorang pencatat rapat yang kompeten untuk diberikan tanggung jawab menyusun notula dengan insentif tertentu.
3. Publikasikan!
Kompetisi di dalam dunia kerja yang sekarang tidaklah bisa kita taklukan hanya dengan reputasi dan kompetensi.
Keduanya memang penting, bahkan sifatnya asasi. Tanpa reputasi, tidak ada yang percaya pada kita. Tanpa kompetensi, kita tidak bisa membangun reputasi.
Kepercayaan dan keahlian sangatlah penting, namun tetap butuh unsur pelengkap.
Dalam karir notulis, pelengkap yang kita butuhkan adalah publikasi.
Publikasi di sini artinya kita melakukan pengumuman terbuka kepada orang-orang terkait pekerjaan yang kita lakukan sebagai notulis.
Buatlah khalayak mengetahui kehandalan kita selaku notulis dengan melakukan publikasi yang informatif, agar kita berpeluang mendapatkan tawaran projek notulis yang lebih banyak nan menjanjikan.
Untuk melakukan publikasi, kita harus meminta dan mendapat izin dari instansi penyelenggara rapat terlebih dahulu.
Izin tersebut bisa saja terbatas dengan hanya boleh mengunggah foto dokumentasi, namun bisa juga izinnya lebih terbuka dengan menampilkan bagian catatan yang memang dirasa tidak terlalu privat.
Apapun ketentuan izinnya, kita harus menaatinya untuk menjaga citra diri sebagai notulis yang responsible.
Tapi, kita perlu menggaris bawahi bahwa publikasi ini akan kurang efektif jika kita lakukan dengan cara yang monoton.
Pada artikel sambungan berikutnya (part 2), mimin Jagoketik akan bocorkan tips sederhana untuk mempublikasikan hasil kerja notulis secara lebih kreatif, sekaligus tambahan cara-cara persiapan karir terkait.
Kalau butuh konsultasi seputar topik notula dan notulis, kamu bisa banget kontak mimin Jagoketik via Whatsapp dengan klik tautan ini atau mendalami jasa pencatatan rapat profesional yang Jagoketik sediakan pada tautan ini.
Suka dengan artikel ini? Yuk bagikan ke yang lain!
Baca artikel lainnya juga:
- 10 Oktober, Momen Refleksi Kesehatan Mental dan Prevensi Bunuh Diri
- Ketik Transkrip Bisa Jadi Profesi, Cermati 4 Langkah Merintisnya!
- Sosiologi Pendidikan, Topik Skripsi yang Seru Berbalut Pilu
