Halo, apa kabar kalian? semoga kalian pada sehat dan tetap terus produktif yah. Kali ini abang bahas yang berbeda.
Biasanya isi blog abang itu segmennya lebih ke tutorial dan info-info seperti trik dan lainnya. Kesempatan kali ini abang akan bahas soal alat musik dan bukan musik konvensional umumnya tapi tradisional.
Alasan kenapa abang bahas ini, karena pengetahuan umum seperti ini udah lama tidak diketahui dan mulai dilupakan.
Maka dari itu sudah seharusnya kita generasi selanjutnya untuk mengingatkan kembali. Pertama, abang akan bahas musik tradisional dari tanah Pasundan atau adat istiadat Sunda. Mari kita BAHAS!
Bentuk Karinding
Alat musik tradisional asal Sunda atau daerah Pulau Jawa, banyak menggunakan bahan seperti bambu atau kalaupun kayu biasanya jenis kayu kembang atau kenang.
Itu dikarenakan pada saat itu kedua bahan tersebut sangat mudah ditemukan, memilik tekstur mudah di bentuk dan bila kena gesekan, ditiup atau pukulan menimbuk suara yang cukup nyaring.
Seperti pada Karinding ini, terbentuk dari bambu kuning atau bisa juga dengan pelepah kawung atau nama lainnya pohon aren.
Ada perbedaan dari dua bahan ini, apabila dibuat dengan bahan bambu maka ukurannya lebih panjang dari yang terbuat dari pelepah kawung. Biasanya ukurannya panjang 10 cm dengan lebar 2 cm.
Alasan kenapa dari pelepah kawaung lebih pendek karena pada masa itu para pria suka disimpat di tempat tembakau.
Kariding ini dibagi menjadi tiga bagian, yang mana diantaranya:
- Tempat pegang alat / pancepengan
- Jarum tempat keluarnya nada atau biasa disebut sebagai cecet ucing
- Pembatas jarumnya atau bagian ujungnya disebut panenggeul
Sejarah Karinding
Alat musik Karinding ini awalnya dibuat mengusir hama oleh petani sunda. Seperti yang dilakukan oleh petani Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.
Dari dulu sampai sekarang masih digunakan petani disana untuk mengusir seperti belalang yang suka menyerang tanaman padi. Uniknya alat musik Karinding ini menghasilkan gelombang yang rendah.
Gelombang tersebut yang membuat cukup mengusik belalang dan akhirnya pergi. Waktu makin berlalu, fungsi alat ini pun bergeser menjadi ke area hiburan atau sifatnya entertaiment
Digunakan misalkan saat ada penampilan orkestra kesenian Sunda berbarengan dengan alat musik lainnya seperti kecapi, gendang ataupun angklung.
Bahkan penggunaan Karinding juga digunakan untuk menarik lawan jenis. Beberapa daerah Jawa Barat, pada saat si laki melakukan acara lamaran, adanya pertunjukan si lakinya memainkan alat musik ini.
Alasan kenapa menggunakan alat musik ini untuk acara lamaran, dikarenakan alat musik ini memiliki arti “Hariring nu ngadalingding” yang artinya adalah kedamaian dan ketentraman.
Maka diharapkan menjadi kedua belah keluarga yang memiliki hubungan yang harmonis dan damai. Bahkan beberapa literasi, alat musik ini memiliki 3 filosofi berdasarkan tiga bagian yang sempat kita bahas sebelumnya.
- Bagian Kariding yang dipegang itu memiliki arti “yakin”.
- Bagian cecet ucingnyanya memiliki arti “sadar”
- Bagian paneunggeulnya memiliki arti “sabar”
Dari filosofi diatas membuat alat musik Karinding ini menjadi dasar dari norma-norma kehidupan masyarakat Sunda yang mengutamakan kesederhanaan dan menyatu dengan alam semesta.
Cara Memainkan Karinding
cara memainkan alat musik ini pun cukup unik, pertama kariding di pegang bagian ujung yang mengerucut seperti tiga bagian yang sempat abangnya bahas.
Dipegang dengan tangan kiri dan sisi ujung satunya dipukul atau di sentil sampai si benang senarnya bergetar.
Selanjutnya bagian punggu Kariding (bagian yang tidak ada senar) di jepit di area luar bibir. Setelah itu pukul atau sentil bagian yang ujungnya. Maka suaranya berubah dari hasil pukulan ditambah mulut dan udara yang keluar dari mulutnya.
Suara yang dihasilkan akan seperti “tweeew.. tweeew..” sesuai dengan cara pukul dan kombinasi pukulan dan udara dari mulut.
Alat musik ini bisa dimainkan sendiri atau grup. Seperti acara lamaran, biasanya bermain 1 kelompok Karinding itu 5 orang.
Masing-masing orang nantinya adanya yang mengatur nadanya atau bermain melodi seperti di gitar dan ada yang bermain ritem. Itu bisa dilakukan karena memainkan Karinding ini ada teknik tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.