Bagi pembelajar maupun pemelajar, parafrasa merupakan satu dari banyak hal yang patut dipahami. Apalagi, bagi mahasiswa yang sedang atau hendak menyelesaikan tugas akhir, parafrasa menjadi hal utama yang perlu dipahami.
Tag: #parafrase
Risiko Plagiasi, Serta Cara Curang dalam Proses Penurunan Tingkat Plagiasi di Turnitin
Ada banyak cara dalam rangka menurunkan tingkat plagiasi di Turnitin, baik cara yang wajar maupun yang tidak wajar. Cara yang wajar tentu saja yang acap dikenal hingga saat ini adalah parafrasa (parafrase), proses pengubahan struktur teks tanpa mengubah makna atau isinya. Namun tentu saja, dalam proses parafrase membutuhkan kompetensi kebahasaan yang mumpuni agar tidak salah atau membuat teks menjadi rancu.
Tiga Risiko Pakai Cara Curang Demi Persentase Turnitin Turun
Adapun cara yang tidak wajar ialah dengan memberi sempilan huruf tertentu, kemudian membuatnya berwarna putih agar terlihat menjadi spasi. Atau bisa juga memberi titik dengan ukuran font kecil kemudian memberi warna putih juga agar tidak terlihat. Melalui proses tidak wajar, bahkan bisa dikatakan curang, dapat membawa risiko buruk pagi penggunanya.
1. Integritas Menurun
Setiap penulis, peneliti, ataupun orang yang memiliki karya tulis dalam bentuk apa pun tentu ingin lolos dari plagasi. Sebab plagiasi dapat menurunkan integritas dari penulis tersebut dan disadari atau tidak, integritas merupakan harga diri dari seorang penulis atau peneliti.
2. Karya Tulis Ditolak
Bagi yang sedang mengerjakan tugas akhir, siapa yang tidak ingin tugas akhirnya diterima kampus? Padahal tugas akhir merupakan syarat utama dari kelulusan. Apabila terdapat kecurangan seperti yang telah diuraikan di atas, besar kemungkinan kampus akan mudah mendeteksi dan tugas akhir tersebut niscaya tidak akan diterima. Atau bisa diterima namun tetap membutuhkan revisi.
3. Kehilangan Kepercayaan Publik
Setiap karya tulis yang sudah dilempar ke publik merupakan wakil dari wujud penulisnya. Karya tulis tersebut tentu membawa dampak pagi pembacanya. Apabila karyanya disukai publik, maka besar kemungkinan penulisnya pun akan turut disukai oelh publik tersebut. Namun sebaliknya, jika penulis kedapatan melakukan plagiasi, maka publik dapat menarik simpatinya bagi penulis. Sebab akan dituding curang dengan mengakui karya orang lain menjadi karya tulisnya.
Sebenarnya masih terdapat beberapa risiko mengenai plagiat, terlebih jika mendapatinya dalam jenis penelitian ilmiah. Mengakui hasil penelitian orang lain menjadi penelitian sendiri merupakan kecurangan yang begitu krusial. Selain menghilangkan integritas dan kredibilitas, risiko terparah dari plagiasi penelitian ialah bisa dituntut oleh peneliti sebelumnya agar ditolak atau diblokir di seluruh institusi keilmuan terkait.
Dari beberapa risiko yang sudah tertera di atas, bukankah sudah tampak begitu berbahayanya risiko dari plagiarisme. Untuk itu, demi mencegah terjadinya risiko-risiko tersebut, selagi masih ada waktu, lebih baik mempelajari bagaimana kaidah kebahasaan yang baik dan cara parafrase yang benar. Terlebih saat ini, sudah banyak media yang dapat digunakan untuk belajar. Dapat dimulai dari mengunduh Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tesaurus di gawai masing-masing. Mulai mengikuti akun-akun media sosial yang menyediakan konten-konten tentang kebahasaan dan lain seterusnya.
Apabila memang masih kesulitan untuk menyediakan waktu serta upaya untuk mempelajarinya, bisa juga menggunakan jasa parafrase yang telah banyak beterbaran di berbagai kanal media sosial. Namun jangan sampai salah pilih penyedia jasa. Alih-alih menurun tingkat plagiasinya, karya tulismu bisa berpotensi tak terbaca.
Bagaimana, kamu bermasalah dengan persentase Turnitin? Tidak perlu khawatir. Duduk manis dan nikmati harimu. Persentase Turnitin-mu bisa turun sesuai ketentuan kampus bila memesan ke kami.