Sudah hampir 2 tahun dunia dilanda virus Covid-19 dan menyebabkan banyak kematian hingga orang kehilangan pekerjaan akibat beberapa perusahaan tutup atau bangkrut. Beberapa perusahaan yang bertahan harus memutar otak untuk mensiasati usaha mereka agar dapat laku dan berkembang. Para pemilik perusahaan harus membuat strategi baru sekaligus mensupport bawahannya untuk tetap semangat meskipun penjualan kian menurun dari hari ke hari.
Salah satu peristiwa yang saya alami sendiri ketika saya menjabat sebagai seorang Kapten di sebuah karaoke ternama di kota Palembang. Sebelum pandemi, tempat karaoke kami tidak pernah sepi bahkan omset penjualan harian bisa tembus 7-10 juta perhari. Namun omset yang kami dapatkan mulai menurun diawal terjadinya covid-19. Lockdown jangka panjang dan penerapan protocol kesehatan cukup berimbas diawal pandemi.
Terjadi penurunan penjualan room karaoke hingga 80%. Saya sebagai pemimpin di lapangan harus memutar otak secara keras untuk bisa menarik kembali para konsumen kami.
Hal utama yang saya lakukan dengan team pada saat itu adalah menerapkan protokol kesehatan mulai dari sterilisasi, cuci tangan didepan pintu, pemeriksaan suhu, jaga jarak, pengurangan jam kerja karyawan dengan sistem shift satu hari masuk satu hari libur, dll.
Bukan hanya itu penjualan F&B dan minuman alkohol mulai kami tingkatkan dengan menghubungi para konsumen lama kembali. Semua ini butuh gaya kepemimpinan yang tepat agar perusahaan kami tetap berjalan seperti biasanya.
Kenapa butuh jiwa kepemimpinan atau disebut leadership di masa kini? Karena dengan adanya jiwa kepemimpin dalam perusahaan atau karyawan yang memimpin seperti direktur, manager, supervisor, dll, maka perusahaan akan terus bertahan dan berkembang.
Lalu apa itu leadership? Menurut saya leadership adalah pola interaksi yang melibatkan hubungan antara seorang individu dengan bawahannya atau rekan kerjanya untuk saling memotivasi sekaligus mengarahkan mereka kepada jalan kesuksesan.
Seorang pemimpin harus mempunyai kapabilitas yang baik sebelum dia mencontohkan. Yang harus dimiliki bukan hanya tentang pengalaman bekerja, prestasi, dan jabatan apa yang sudah iya pernah pegang tapi juga tentang kepribadiannya, kemampuan yang dia miliki, serta juga kesanggupan dia dalam mengemban tugas dan tanggung jawab. Karena menjadi seorang pemimpin itu tidaklah semudah yang kita pikirkan teman-teman.
Untuk masa kini gaya kepemimpinan yang cocok adalah gaya kepemimpinan agile atau leadership agility. Leadership agility adalah gaya kepemimpinan yang lincah, punya nyali, gigih, mau berinovasi, dan gila baik ide maupun tindakannya.
Kenapa gaya kepemimpinan agile ini cocok? Karena dizaman pemulihan dari pandemi covid-19 setiap individu diharuskan untuk berpikir keras bagaimana bisa bertahan hidup. Jika dia tidak lincah, tidak mau berinovasi, tidak punya nyali, atau tidak bertindak maka kelaparan akan menghantui kehidupannya. Untuk itulah dibutuhkan jiwa leadership agility.
Untuk mendapatkan jiwa leadership agility seseorang harus melewati beberapa tahap masalah saat ini seperti masalah ekonomi, finansial, pola pikir, pola kerja, pola hidup baru, kesehatan, dan stres. Ketika masalah diatas mereka temui mau tak mau mereka harus mencari solusi untuk bisa mengatasinya agar tidak semakin parah. Apalagi jika seseorang itu adalah seorang leader atau pemimpin perusahaan.
Pemimpin yang mempunyai leadership agility akan mulai mencari tau letak permasalahan yang terjadi baru mengeksekusinya. Kemudian mempelajari kekuatan apa yang ada di dalam perusahaannya yang mampu bersaing dalam peningkatan penjualan. Setelah mendapatkan ide yang cemerlang, ia akan berdiskusi dengan timnya untuk mengatur strategi dan eksekusi di lapangan.
Tidak hanya itu pemimpin yang memiliki leadership agility fleksibel dalam bertindak dan tidak monoton dalam satu titik. Dia akan belajar terus menerus untuk mengembangkan diri sekaligus belajar memahami situasi yang ada. Dalam mengatur team dia akan bertindak sebagai coach bukan pemimpin. Melatih dan mengarahkan tim adalah hal utama yang akan dilakukan oleh seseorang yang punya jiwa leadership agility.
Oleh karena itu saat ini, setiap perusahaan membutuhkan kemampuan leadership agility ini untuk membawa perusahaan mereka ke arah inovasi yang lebih baik, gesit, dan survive dalam tantangan apapun. Berharap nantinya perusahaan mereka dapat semakin berkembang dan menghasilkan profit yang banyak jika pemimpinnya memiliki leadership agility. Penulis: Mgs. Hendrik MS