Menggali Makna dari Kalimat Persembahan di Kitab Li-Annaka Allah

Teruntuk seorang wanita yang bertanya kepadaku di suatu malam,

Di saat aku masih berumur 7 tahun,

“Sudahkah kamu shalat ‘Isya’?”

“Iya” Ucapku berbohong

Wanita itu memandangku dengan pandangan penuh kecurigaan

Kemudian ia berkata, “Jawablah sesukamu… Tapi ingatlah! Dia (Allah) telah melihatmu”

Aku terkejut -Dia telah melihatmu- Kalimat itu… membuatku bangkit untuk melaksanakan shalat… ini lebih baik daripada Allah memandangku sebagai seorang pembohong!

Teruntuk Ibuku…

Tulisan di atas merupakan terjemah dari kalimat persembahan di kitab berjudul “Li-Annaka Allah” yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti “Karena Engkaulah Allah”, hanya berupa tulisan pendek berupa cerita sederhana, namun mengandung makna yang sangat dalam dan sangat menarik untuk dipelajari.

Ibu kepada Anak; Sebuah Kasih Tiada Batas

Seorang anak gadis sama saja seperti manusia lainnya. Bedanya, saat ia menikah, jalan menuju surga terbuka baginya melalui ketaatan kepada suaminya. Saat ia memiliki anak, ia menjadi surga bagi anak-anaknya.

Kalimat persembahan yang di kemas dalam bentuk cerita sederhana dengan bahasa yang puitis ini seolah ingin menunjukkan besarnya perhatian seorang ibu. Seorang ibu yang tiada jenuh mengingatkan anaknya saat salah. Seorang ibu yang penuh rasa sabar mendidik anaknya. Seorang ibu yang selalu mengkhawatirkan keselamatan buah hatinya. Mungkin saja hati kita pernah patah karena teguran yang ibu sampaikan kepada kita. Mungkin saja kita merasa jenuh mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dari ibu kita yang setiap hari selalu diulang-ulang. Bisa jadi kita merasa tidak perlu terhadap kecemasan yang rasa khawatir yang dimiliki seorang ibu terhadap anaknya, namun… seperti itulah seorang ibu: Sebuah Kasih Tiada Batas.

Kita semua cukup familiar dengan sebuah pepatah yang menyatakan bahwa surga ada di telapak kaki ibu. selain dimaknai sebagai sebuah penghargaan atas perjuangan seorang ibu sejak mengandung, melahirkan, mengasuh hingga membesarkan anaknya, bukankah pepatah itu juga bisa bermakna tanggung jawab untuk menuntun sang anak menuju surga? Karena Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ah, sepertinya bukan sebatas sekolah pertama; Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya dan bersifat selamanya.

Mendirikan Shalat untuk Meraih Taat

Shalat merupakan cerminan kedisiplinan. Shalat adalah cerminan keistiqomahan. Disiplin dan istiqomah merupakan 2 sifat yang terpuji. Keduanya tidak bisa serta merta melekat pada jiwa seseorang kecuali setelah berlatih secara terus menerus sampai terbiasa.

Cerita dalam kalimat persembahan di atas menjelaskan tentang seorang ibu yang mulai memperhatikan shalat anaknya sejak ia masih berumur tujuh tahun. Karena shalat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan setiap hari, maka membiasakan anak sejak kecil untuk melaksanakan shalat adalah upaya terbaik untuk mengenalkan wajibnya shalat kepada anak-anak. Sehingga nilai-nilai positif yang ada pada shalat bisa secara perlahan tumbuh pada diri anak, seperti nilai kedisiplinan dan nilai keistiqomahan.

Kehidupan di dunia tidak selalu berjalan lancar. Setiap hari selalu ada permasalahan yang muncul. Kenakalan remaja dan pergaulan bebas acapkali menumbuhkan benih-benih kecemasan dan kekhawatiran di hati orang tua. Maka, mendidik anak-anak untuk shalat sangatlah penting. Mendirikan shalat untuk meraih ketaatan kepada Allah. Di dunia yang kita semua tidak tahu kapan hal-hal buruk bisa menimpa, shalat adalah pilihan tepat bagi orang tua untuk menjaga anak-anaknya. Mengapa? Bukankah shalat mampu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar?

Tapi Ingatlah… Dia Telah Melihatmu!

Jawablah sesukamu!… tapi ingatlah… Dia telah melihatmu

Pada ucapan ini, terdapat nasehat yang begitu jelas. Sang ibu seolah juga berkata kepada kita; berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah bahwa Allah melihat perbuatanmu! Berbicaralah sesukamu, tapi ingatlah bahwa Allah mendengar setiap ucapanmu! Setiap kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan setiap kebaikan menuntun kita menuju surga. Sebaliknya, setiap kebohongan mengantarkan kepada perbuatan keji, dan setiap kekejian hanyalah neraka yang pantas sebagai balasan.

Allah senantiasa melihat kita! baik di saat kita berada di ruang terbuka ataupun saat kita diam di tempat tertutup, di saat kita berkumpul bersama manusia ataupun di saat kita menyendiri di tempat yang sepi. Di lain sisi… karena Allah SWT melihat kita; Allah melihat perjuangan kita. Allah melihat pengorbanan kita. Allah melihat ibadah-ibadah kita. Allah tahu kemampuan kita. karena Allah melihat kita… Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp
1
Online 24 Jam
Scan the code
Spesialis jasa pengetikan, editing, dan pembuatan berbagai jenis dokumen terbaik No. 1 di Indonesia.

✔ Transaksi aman anti penipuan
✔ Kenyamanan dan kemudahan kerja sama
✔ Pengerjaan cepat dan akurat dengan garansi

Chat Admin sekarang, online 24 jam