Memenuhi Nutrisi Diri dengan Membaca Fiksi

Sebelumnya jangan salah paham, nutrisi yang disebut dalam judul di atas adalah nutrisi yang diperlukan bagi perasaan atau hati. Karena sudah acap diketahui bahwa membaca fiksi bagi banyak orang dapat menambah empati.

Fiksi yang meliputi novel, cerpen, ataupun puisi diciptakan atas dasar apa yang diobservasi, dialami, dan dirasakan oleh penulisnya dan di dalamnya termuat banyak hal tentang kehidupan. Dengan membacanya secara seksama, tentu akan didapatkan banyak nilai yang barangkali sedang atau akan pembaca butuhkan.

Setiap manusia pastinya memiliki kisah dan permasalahan masing-masing. Dalam fiksi, banyak termuat kisah-kisah yang tak dapat kita bayangkan akan terjadi dalam kehidupan kita, atau bahkan kisah-kisah yang begitu ‘relate’ dengan kehidupan kita.

Sehingga dari membacanya, sangat mungkin didapat sudut pandang dari tokoh yang barangkali membantu kita memperkaya kedalaman batin dan keluasan pikir. Atau setidaknya untuk dapat merutuki kenyataan yang bisa jadi tak berbeda menyebalkannya dengan apa yang kita baca.

Pentingnya Mempelajari Fiksi

Sebenarnya sepenting apa fiksi hingga diadakan program studi di berbagai kampus di seluruh Indonesia untuk mempelajarinya?

Ilmu sastra adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji setiap hal tentang sastra yang di dalamnya terdapat fiksi sebagai salah satu hal yang dipelajari.

Bagi awam, pastinya masih sulit dipahami, sebenarnya untuk apa belajar sastra? Untuk apa mempelajari novel dan puisi? Bukankah lebih baik mempelajari ilmu kedokteran, ilmu geologi, ilmu pertambangan, dan pokoknya selain sastra yang kiranya lebih akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Namun bukan ilmu jika tidak ada manfaatnya ‘kan ferguso!? Karena di dalam ilmu sastra, fiksi dibedah melalui banyak pisau. Pisau sosiologi, psikologi, ontologi, politik, filsafat, dan kebahasaan, serta masih banyak lagi turunannya.

Dari bermacam konteks ilmu sosial di atas, tentunya tak lain dan tak bukan, akan berhubungan dengan manusia. Hingga pada akhirnya, secara praktis, manfaat dari belajar sastra atau fiksi adalah untuk mempelajari manusia dan kehidupannya.

Sudahkah nutrisimu tercukupi?

Secara keilmuan, mengapa membaca fiksi menjadi salah satu asupan nutrisi yang bisa menyehatkan diri sudah dijelaskan di atas, ya. Jadi tak heran jika hingga saat ini di toko buku masih banyak ditemui buku novel, cerpen, ataupun puisi yang baru, dengan penulis-penulis baru yang juga terus bermunculan.

Tak jarang juga pembaca fiksi merupakan orang yang penuh adiksi dengan bacaan, sebab dari membaca saja sudah bisa menemui berbagai kenyataan yang lebih menarik dari kenyataan yang sedang ia alami.

Bahkan pada sisi yang cukup negatif, dapat menenggelamkannya jauh ke dalam fiksi itu sendiri dan menganggap kenyataan tempat ia berpijak tidak lebih dari fiksi. Jadi, seperti yang dibutuhkan oleh setiap manusia di semua penjuru mata angin, tetap kontrol dan jaga kewarasan.

Dan pertanyaannya, sudahkah fiksi memenuhi kebutuhan nutrisimu akan kehidupan ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp
1
Online 24 Jam
Scan the code
Halo, saya Amar, spesialis parafrase, proofreading, dan penyuntingan dari Jagoketik.

Ada yang bisa dibantu?