Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Anak Hingga Dewasa

Semua orang tua selalu ingin anaknya dididik menjadi anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua. Perbedaan pola pikir sering memberikan perbedaan yang membuat anak melakukan penolakan dan sikap keras terhadap perintah.

Karena menurut mereka yang masih belum mengerti itu adalah tindakan tepat. Namun hal tersebut bagi orang tua yang pola pikirnya masih monoton, mereka menganggap anak mulai melawan mereka.

Nah inilah yang membuat secara tidak sengaja ataupun secara sengaja orang tua bersikap otoriter kepada anak. Namun bukan hanya hal itu yang membuat orang tua bisa menjadi otoriter.

Ada beberapa penyebab kenapa orang tua bisa menjadi otoriter:

  1. Menerima pola asuh dari orang tua sebelumnya yang juga otoriter,
  2. Melampiaskan emosi yang dipendamnya kepada anak agar merasakan hal yang sama,
  3. Ingin anak menjadi penurut dan tidak salah pergaulan,
  4. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan akan pergaulan yang tidak beres di zaman sekarang,
  5. Kenakalan anak yang berlebihan, dan
  6. Mengatasnamakan untuk masa depan yang lebih baik makanya bersifat otoriter.

Contoh Tindakan Otoriter Orang Tua pada Anak

Penyebab di atas menyebabkan orang tua bersifat otoriter dan mulai menerapkan banyak hal diantaranya adalah:

  1. Anak harus menuruti orang tua, tidak boleh membantah atau menjelaskan apa yang terjadi,
  2. Orang tua mencari kesalahan pada anak lalu menghukumnya (meskipun anak tidak mempunyai kesalahan),
  3. Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, maka anak dijudge membantah dan melawan,
  4. Membuat peraturan yang tidak masuk akal dan membatasi ruang gerak anak mulai dari pergaulan hingga tindakan,
  5. Cenderung memberikan perintah dan hukuman,
  6. Memaksa anak untuk disiplin,
  7. Orang tua berusaha menentukan segala sesuatu dan anak hanya menjadi pelaksana atas apa yang di perintah, dan
  8. Pola pikir anak harus sesuai orang tua begitu juga tindakan.

Dampak Orang Tua Otoriter pada Anak

Lantas dampak apa yang terjadi pada anak? Mari kita lihat beberapa dampak pola asuh otoriter dibawah ini, yaitu:

  1. Anak merasa tertekan, ketakutan, sering menangis, kehilangan keperacayaan diri, dan anak menjadi mudah dipengaruhi,
  2. Anak belajar berbohong kepada orang tua agar bisa mendapatkan kebebasan ataupun kepercayaan,
  3. Anak tidak berani mengeluarkan pendapat atau mengungkapkan apa yang ada didalam pikirannya,
  4. Anak membenci orang tuanya dan menunjukkan sikap acuh atau cuek terhadap apapun yang terjadi kepada orang tua,
  5. Anak menjauhi orang tua,
  6. Kehilangan rasa percaya diri dan takut disalahkan oleh orang lain meskipun itu belum terjadi,
  7. Anak mencari tempat pelampiasan ke arah perilaku negatif,
  8. Mencari orang lain untuk bergantung dan tempat curhat,
  9. Anak menjadi trauma dan membuat anak selalu cemas serta menjadi pribadi yang pesimis hingga dewasa,
  10. Tidak memiliki pendirian dan susah membedakan antara hal positif dan negatif, dan
  11. Ketika anak beranjak dewasa, anak akan menjadi pendendam, mudah marah, dan cenderung melawan kepada orang tua.

Lalu, apa sebaiknya pola asuh otoriter tidak diterapkan atau bagaimana? Menurut saya kita sebagai orang tua boleh mengkombinasikan beberapa pola asuh, misalnya pola asuh autoritatif atau bisa disebut demokrasi kepada keseharian anak.

Selain itu melakukan pendekatan secara emosional dan membuat anak senyaman mungkin kepada kita sehingga bisa bercerita dan berpendapat alias mengekspresikan dirinya kepada orang tua.

Memunculkan rasa need dalam diri anak kepada orang tua itu penting agar anak bisa lebih mempercayai orang tua disetiap tindakannya.

Kapan kita sebagai orang tua bersikap otoriter? Yaitu jika anak melakukan penyimpangan pergaulan seperti teman bergaulnya tidak baik, anak sering berbohong, anak sering keluyupan atau pulang malam, anak melalukan tindakan asusila atau criminal, dll.

Sah-sah saja jika kita menerapkan pola asuh otoriter sebatas membatasi hal yang menyimpang bukan secara keseluruhan. Karena anak tetap membutuhkan hak dan kebebasan agar dapat terus mengembangkan diri.

Masagus Hendrik Maulana Saputra
Masagus Hendrik Maulana Saputra
Artikel ini ditulis oleh Jagoan Ketik

Mgs. Hendrik MS

Spesialis pengetikan, editing, dan pembuatan berbagai jenis dokumen online maupun offline. Tekan tombol WhatsApp di bawah untuk menggunakan jasa saya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp
1
Online 24 Jam
Scan the code
Spesialis jasa pengetikan, editing, dan pembuatan berbagai jenis dokumen terbaik No. 1 di Indonesia.

✔ Transaksi aman anti penipuan
✔ Kenyamanan dan kemudahan kerja sama
✔ Pengerjaan cepat dan akurat dengan garansi

Chat Admin sekarang, online 24 jam