Pentingnya Mengetahui Pembentukan Pendidikan Karakter Bagi Pendidik Cerdas! Penguatan Pendidikan Karakter atau dalam suatu wadah disebut PPK adalah gerakan yang sudah digulirkan Kemendikbud sejak 2016. Tetapi bagaimana mendidik karakter di sekolah? Seperti apa nilai-nilai karakter tersebut? Selengkapnya akan dibahas dibawah ini, dan bagi pendidik yang cerad perlu mengetahui semua ini!
Pelaksanaan pembentukan karakter seorang anak di zaman sekarang ini bukanlah suatu hal yang mudah. Karena nilai-nilai karakter dibentuk, dikembangkan serta ditanam terhadap diri sendiri misalnya jujur, disiplin, taat, tanggung jawab, kerja keras, empati, solider dan lain-lain.
Tidak hanya diajarkan namun pendidikan karakter harus dibiasakan serta dilatih pada kehidupan keseharian. Artinya, sekolah tetap harus bentuk kebiasaan siswa dan mengadakan aktivitas yang berhubungan dengan karakter anak. Misalnya biasakan membuang sampah pada tempatnya, berkata baik, menyayangi teman, kegiatan keagamaan berjalan dan lain-lain.
Sejak dini anak harus dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan baik sehingga memiliki kebiasaan bai pada dirinya secara individu. Pembentukan kebiasaan baik bisa dilakukan melalui proses pengenalan serta mengetahui hal-hal baik, menginginkan hal-hal yang baik serta melakukan hal-hal yang baik.
Pengertian Pendidikan Karakter
Ahli mendefinisikan bahwa makna arti dari pendidikan karakter yaitu yaitu termaktub dalam kurikulum 2013. Bisa dipahami dari setiap katanya tersendiri bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan manusia. Sedangkan karakter adalah akumulasi sifat, watak serta kepribadian individu mengarah terhadap kenyakinan serta kebiasaan.
Fungsi Pendidikan Karakter
Fungsi dasarnya yaitu untuk mengembangkan potensi seseorang supaya bisa menajalani proses kehidupan dengan sikap yang baik. Lingkup pembelajaran secara formal, lebih spesifiki memiliki fungsi agar dapat membentuk karakter setiap siswa supaya menjadi pribadi berakhlak mulia, tangguh, bermoral, memiliki perilaku yang baik serta toleran.
Dikutip dari Zubaedi pada buku Desain Pendidikan Karakter 2012, menyebutkan terdapat tiga fungsi yaitu sebagai pembentukan serta pengembangan potensi, sebagai penguatan serta perbaikan, dan sebagai penyaring.
Nilai-Nilai Proses Pembelajaran Berkarakter
Nilai-nilai budaya bangsa berbudi luhur seperti apakah yang dimaksud? Kemendikbud sudah tetapkan nilai-nilai tersebut yang dijadikan prioritas pengembangan pengauatannya. Lima karakter paling utama turut menentukan betapa pentingnya proses pembelajaran yang melibatkan berkarakter yaitu :
Religius
Diwujudkan pendidikan karakter terhadap perilaku dalam pelaksanaan keagamaan serta kepercayaan dianut oleh masing-masingnya, menghargai perbedaan kepecayaan serta agama lain.
Nasionalis
Ditunjukan dengan apresiasi budaya dan bangsa sendiri, menjaga sekitar lingkungan, taat terhadap hukum, disiplin, hormat terhadap keragaman budaya suku dan agama.
Integritas
Diantaranya nilai pendidikan karakter tersebut memiliki sikap tanggung jawab, konsisten terhadap tindakan serta perkataan berdasarkan kebenaran, hargai martabat setiap individu dan mampu tujukan keteladanan.
Mandiri
Menjadi pembelajar sepanjang hidup, gunakan berbagai segala tenaga, waktu, pikiran untuk realisasikan harapan, cita-cita dan mimpi.
Gotong royong
Dalam pendidikan karakter peserta didik diharapkan menunjukan sikap bekerja sama, dapat menghargai teman, inklusif, mempunyai empati serta rasa solidaritas dan tolong menolong.
Gagal maupun berhasilnya suatu pendidikan terhadap anak disertai dengan karakter yang baik dipengaruhi berbagai faktor, yaitu hederitas, kebiasaan serta lingkungan. Disisi lain, PPPK libatkan keluarga, komunitas serta sekolah. Maka sekolahlah sebagai bagian yang mempunyai peran penting untuk karakter seorang anak.
Di sekolah juga, pendidikan karakter bangsa bisa dibangun dari kegiatan rutin keseharian ataupun keteladanan dari pendidik yang cerdas. PPK di sekolahpun bisa diintegrasikan dari kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler serta kokurikuler.
Pada umumnya, PPK libatkan literasi atau olah pikir, etika serta spiritual atau olah hati, estetika atau olah rasa, serta kinestetik atau olah raga. Sudahkan mencapai poin poin yang satu ini? Tentunya demikian tersebut harus diperhatikan untuk menjalankan pendidikan karakter.