Meningkatnya minat membaca di masyarakat kontemporer menimbulkan permasalahan bagi para penggiat literasi. Minat membaca di Indonesia masih relatif rendah, seperti yang terlihat pada hasil Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2022, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-68 dari 81 negara peserta. Indonesia memperoleh nilai 359 dalam membaca, 366 dalam matematika, dan 383 dalam sains.
Ponsel Pintar Ikut Andil Menurunkan Minat Baca
Banyaknya penyimpangan yang terjadi di masyarakat masa kini turut menyebabkan makin berkurangnya minat membaca di kalangan remaja. Ponsel pintar merupakan contoh gangguan yang paling umum. Ponsel pintar adalah gangguan utama perhatian manusia. Bukan hal yang aneh jika seseorang menganggap hilangnya ponsel pintar mereka lebih penting daripada hilangnya dompet mereka. Beragam fitur yang disediakan memudahkan tugas dan meningkatkan efisiensi dan kecepatan.
Menurunnya minat membaca masyarakat sangat berdampak pada kualitas bangsa Indonesia, sebab menghambat kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan informasi global, sehingga pada akhirnya menyebabkan bangsa ini tertinggal. Guna menumbuhkan minat membaca sejak dini, kita harus meneladani teladan mereka, khususnya dalam budaya kita dan di kalangan generasi muda yang nantinya bakal mewarisi bangsa ini.
Faktor Lainnya yang Berpotensi Menurunkan Minat Baca
Faktor Lingkungan
Faktor utama yang memengaruhi terbatasnya minat membaca pada masyarakat berasal dari lingkungan. Anak yang berada pada lingkungan yang mendukung akan memperoleh penguatan afirmatif dalam konteks sosialnya. Berbeda dengan anak-anak yang kurang beruntung, mereka mungkin mengalami penguatan sosial yang merugikan.
Salin Rekat
Untuk tugas tertentu, fungsi salin-rekat sangat memudahkan prosesnya. Sayangnya, fungsi ini dimanfaatkan siswa untuk memenuhi proyek, termasuk esai, tugas sehari-hari, dan makalah penelitian. Mereka sekadar perlu memasukkan istilah ke dalam mesin pencari dan mencari situs web yang menawarkan informasi yang diperlukan. Setelah ditemukan, mereka akan mereplikasi dan melampirkannya kembali dalam dokumen tugas mereka. Sangat efisien dan cepat, meskipun mereka tidak mempelajari keseluruhan artikel secara menyeluruh atau mencari informasi tambahan. Praktik duplikasi atau salin rekan ini menurunkan minat baca masyarakat Indonesia.
Tidak Tersedianya Sarana dan Prasarana
Fasilitas membaca di Indonesia masih kurang. Jumlah perpustakaan nasional di Indonesia sangat terbatas dan hanya ada di wilayah perkotaan besar. Selain perpustakaan, ketersediaan fasilitas membaca, seperti kelompok membaca dan kafe yang nyaman, masih terbatas
Kebiasaan Membaca Orang Tua
Aspek selanjutnya yang mempengaruhi minat membaca adalah kemampuan literasi orang tua. Orang tua dengan tantangan pendidikan historis akan memengaruhi generasi berikutnya.
Jika orang tua buta huruf, buta angka, dan kesulitan belajar, bagaimana mereka dapat secara efektif mendukung dan menginspirasi anak-anak mereka untuk membaca? Orang tua yang berlatar belakang pendidikan cukup baik bisa menumbuhkan semangat membaca anak. Tidak perlu adanya tekanan berlebihan; siswa hanya perlu menunjukkan praktik membaca buku di waktu senggang. Seperti yang sering ditegaskan oleh orang lanjut usia, anak-anak meniru perilaku orang tuanya. Panutan awal seorang anak sering kali adalah orang tuanya. Jika orang tua gemar membaca, kemungkinan besar anak akan meniru kebiasaan orang tuanya yang gemar membaca.
Ketersediaan Buku
Pembelian buku bacaan anak merupakan menumbuhkan minat membaca pada generasi muda. Mirip dengan lagu anak-anak, buku anak-anak luar biasa terbatas, yang sering kali mahal karena penggunaan kertas berkualitas tinggi. Atas dasar itulah, orang tua akan mempertimbangkan kembali pembelian buku cerita anak, karena mempertimbangkan dampak buruknya terhadap anak mereka
Demikian ulasan terkait minat baca masyarakat Indonesia yang makin mengalami penurunan. Semoga dengan membaca artikel ini, paling tidak kamu sudah berencana untuk membiasakan membaca kembali.