Tidak sedikit orang menganggap bahwa mempelajari Filsafat merupakan sesuatu yang menyulitkan.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, mengingat konsep yang disuguhkan oleh berbagai pemikir itu tidak mudah untuk diserap hanya dalam sekali baca.
Pemikir-pemikir filsafat Prancis, terutama terkait eksistentialisme seperti Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir.
Konsep eksistentialisme merupakan konsep yang cukup asing bagi kebanyakan orang awam karena sifatnya yang cukup abstrak untuk dipahami.
Perlu waktu yang cukup banyak untuk didedikasikan demi pembelajaran terkait filsafat ini.
Saya pribadi mengalami kesulitan dalam membaca karena tata bahasa yang sedikit mengawang dan sulit untuk dicerna.
Saat ini, saya masih stuck dalam membaca buku The Second Sex oleh Simone de Beauvoir dan Beyond Good and Evil oleh Friedrich Nietzsche.
Meskipun demikian, semangat untuk mempelajari filsafat sebagai cabang ilmu semestinya tidak sirna dan mudah punah.
Banyak pemikiran dalam filsafat yang berguna sebagai dasar atau pondasi berbagai ilmu lainnya, bahkan ilmu eksakta seperti matematika.
Pythagoras tidak hanya menciptakan rumus untuk penyelesaian masalah, ia juga memiliki dasar pondasi terkait kehidupan, sebagai sesuatu yang dapat dijalankan dengan berpedoman kepada falsafah matematika.
Filsafat merupakan “kunci” dari segala ilmu pengetahuan, ibarat ibu yang melahirkan dan membesarkan cabang ilmu-ilmu yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Filsafat merupakan ilmu yang harus dilestarikan pelajarannya.
Saat ini, minat baca terhadap literatur filsafat mulai berkurang karena tidak praktis dan nampak tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal, seperti yang dikatakan sebelumnya, mempelajari ilmu filsafat dapat memperkuat pemahaman tentang ilmu-ilmu lain, baik praktis maupun teoritis.
Sekarang, orang mempelajari ilmu pengetahuan sebatas untuk memasuki dunia pekerjaan.
Minat belajar murni untuk menambah pengetahuan mulai turun dan berkurang, karena semua orang lebih suka berlomba-lomba untuk memasuki dunia pekerjaan.
Tidak ada hal yang salah padahal untuk belajar demi menimba keilmuan sebatas itu saja, bukan hanya untuk bekerja saja.
Saya pribadi merupakan sosok yang mencintai belajar sebagaimana mestinya, bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan saja.
Itu yang menjadi alasan saya kemudian untuk mengejar pendidikan lanjut S2, karena saya merasa ilmu merupakan sesuatu yang mahal untuk didapat, dan tidak ada yang merugikan dari mempelajari sesuatu yang baru.
Di saat yang sama, saya juga mengambil kursus bahasa Belanda, karena saya ingin membaca berbagai teks pemikiran Belanda yang mungkin relevan dengan bidang studi saya, serta filsafat yang begitu saya nikmati belajarnya.