Pada perjumpaan kali ini kami hendak membahas perihal cara memahami kesamaan (similarity) yang ada di Turnitin. Dua tahun ini, tepatnya sejak 2020 hingga mendekati akhir 2021, Turnitin merupakan nama yang tidak asing bagi mahasiswa S1 hingga S2.
Menyikapi Skor Turnitin: Plagiat atau Mirip?
Perlu digarisbawahi bila Turntin bukan sebagai pengecek plagiat, melainkan hanya mengecek kesamaan antarkarya ilmiah dengan memberi skor (tingkat kemiripan/kesamaan).
Memang belakangan ini banyak mahasiswa yang menganggap jika Turnitin sebagai tolok ukur penentuan plagiat atau tidak.
Pada dasarnya, jika sebuah karya ilmiah mencantumkan daftar rujukan/referensi, jelas tidak bisa disebut sebagai plagiat. Kasus pada Turnitin ini berbeda.
Pemahaman plagiat bisa mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 tahun 2010 mengenai Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Di pasal 1 Ayat 1 menyebut jika plagiat merupakan tindakan secara sengaja atau tidak sengaja berupaya atau mendapat nilai/kredit untuk karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau semua karya ilmiah lain yang terakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa mencantumkan sumber yang memadai dan tepat.
Muncul pertanyaan yang mungkin akan kamu dengar dan kerap kami dapat, seperti “Apakah karya ilmiah berpersentase Turnitin tinggi pasti plagiat?” Jelas jawaban ini mengharuskan para pihak untuk menganalisis dan memahami tiap kesamaan yang ada di karya ilmiah mahasiswa.
Tidak bisa menyebut jika karya ilmiah berpersentase kesamaan Turnitin tinggi dianggap sebagai tindakan plagiat. Plagiat atau tidak, tetap kembali ke penjelasan di paragraf sebelumnya.
Dua Poin Penting yang Perlu Diketahui selama Berurusan dengan Turnitin
Satu hal yang patut kami ketahui jika di Turnitin terdapat plagiarism spectrum, yaitu uraian mengenai 2 jenis tingkat kemiripan yang acap terindeks oleh Turnitin. Mau tahu? Simak penjelasan berikut.
- Clone, yaitu memperoleh karya ilmiah pihak lain, per kata, dan menjadikan karya itu sebagai karya pribadi. Sebagai contoh, karya ilmiah tersebut merupakan milik Doktor B, lalu nama Dokter B itu diubah namanya menjadi Doktor A. Bagian pertama ini acap memunculkan anggapan bahwa mengerjakan karya ilmiah tidak serumit yang diperkirakan, karena hanya mengganti nama saja. Bagian isi, bahkan sampai salah ketik (saltik/typo) pun tetap sama seperti karya yang ter-clone.
- Salin rekat (Copy Paste) berisikan teks dengan jumlah cukup banyak dari satu sumber tanpa ada bagian yang berubah. Poin kedua menyerupai poin pertama, hanya bersumber dari satu karya ilmiah dan diubah supaya ada perbedaan. Kerap kali perubahan terletak di kata hubung atau kata depat untuk mengecoh.
Dua poin di atas kerap kita jumpai, terutama di bagian pencantuman teori, referensi sebagai rujukan, kutipan langsung, rumus, bahkan pencantuman alamat.
Khusus poin pertama, jelas menjadi tindakan yang harus tidak dilakukan para mahasiswa. Poin kedua mengharuskan para mahasiswa agar pandai dalam pencegahan skor Turnitin tinggi.
Lantas, bagaimana caranya? Cukup sederhana, kamu bisa menggunakan cara mengubah struktur kalimat aktif-pasif atau pasif-aktif, parafrasa, sinonim, dan gunakan kutipan tidak langsung.
Setelah berhari-hari mengerjakan, tetapi karya ilmiahmu masih berskor Turnitin tinggi, tidak perlu khawatir. Kami sediakan jasa Turnitin untuk penurunan skor kemiripan pada Turnitin menggunakan keempat cara tersebut. Bagaimana, berminat?!