Setiap bagian tubuh manusia memiliki usianya masing-masing dan terus bereinkarnasi sepanjang hidup. Bagaimana manusia dapat hidup dan bereinkarnasi sekaligus? Simak artikel singkat berikut untuk tahu lebih banyak tentang reinkarnasi sel.
Tanpa kita sadari, sel—satuan penyusun tubuh—selalu memperbarui diri atau bereinkarnasi dalam jangka waktu yang berbeda-beda sepanjang hidup. Kecepatan reinkarnasi sel tubuh ini bervariasi pada tiap lokasi, bergantung pada beban kerja yang dilakukannya. Contohnya, masa hidup sel darah merah yang bertugas untuk memasok oksigen dalam tubuh hanya berkisar 4 bulan saja. Berikut masa hidup sel lain dalam organ tubuh kita:
Reinkarnasi Sel Kulit
Bagian terluar kulit, epidermis, memiliki peran untuk melindungi tubuh dari lingkungan. Karena itu, sel kulit merupakan bagian yang paling mudah mengalami kerusakan dan pengelupasan. Sel epidermis berganti setiap dua hingga empat minggu saja agar sel baru dapat selalu melindungi tubuh dengan optimal.
Reinkarnasi Sel Rambut
Walaupun bagian tubuh ini tampaknya sangat cepat tumbuh, namun sel rambut memiliki ketahanan yang cukup tinggi. Sel rambut memiliki masa hidup sekitar 6 tahun pada wanita dan 3 tahun pada pria.
Reinkarnasi Sel Hati
Hati adalah organ yang bertugas untuk menetralisir racun dalam tubuh. Agar dapat berfungsi dengan baik dan tidak malah rusak oleh racun dalam tubuh, hati mendapat asupan darah yang berlimpah dan terus memperbarui sel-selnya tiap 150 hingga 500 hari sekali.
Reinkarnasi Sel Lambung dan Usus
Lambung dan usus adalah organ yang berfungsi untuk memecah dan menyerap sari-sari makanan. Ironisnya, proses pemecahan makanan sebelum dapat diserap oleh usus ikut menghancurkan sel pembentuk lapisan dalam organ-organ ini. Karena itu sel-sel lambung dan usus selalu berganti tiap lima hari sekali.
Reinkarnasi Sel Tulang
Sel-sel pembentuk tulang sebenarnya selalu memperbarui diri sepanjang waktu. Namun, keseluruhan prosesnya membutuhkan waktu hingga 10 tahun hingga benar-benar selesai. Proses pembaruan sel tulang bahkan semakin melambat seiring bertambahnya usia. Karena itu, semakin menua, tulang kita akan semakin menipis.
Walaupun nampaknya tubuh kita selalu relatif “muda” karena selalu diganti dengan sel-sel baru, terdapat beberapa sel yang selalu ada sepanjang hidup, contohnya mata. Meskipun bagian kornea mata selalu berganti setiap harinya, lensa, dan bagian-bagian mata lain tidak berubah sejak lahir. Begitu pula dengan sel saraf korteks serebral—bagian terluar otak yang memproses memori, berpikir, bahasa, konsentrasi, dan kesadaran—yang selalu sama sejak lahir. Karena sel saraf korteks tidak dapat memperbarui diri, kerusakan pada sel-sel ini, termasuk akibat proses penuaan, dapat menimbulkan gangguan seperti demensia.