Secara sederhana, penulisan merupakan proses mengekspresikan gagasan secara tertulis, sementara penyuntingan adalah proses untuk memperbaiki tulisan tersebut. Selain penulisan, penyuntingan pun mempunyai tahapan krusial karena dimaksudkan guna mengoptimalkan kejelasan, ketepatan, dan efektivitas tulisan dengan memperbaiki segala kekurangannya.
Kompleksitas dalam Penyuntingan
Dalam penulisan kreatif, menggunakan kalimat yang menyatakan hal yang telah jelas adalah penghinaan terhadap intelektualitas pembaca, mengingat hal tersebut menyiratkan anggapan bila pembaca tidak bisa berpikir kritis dan menarik simpulannya sendiri. Praktik seperti ini justru menghambat kemampuan analitis dan interpretatif pembaca. Untuk itu seorang penulis harus menghindari penyampaian kalimat atau informasi yang demikian.
Seperti penjelasan di atas, penyuntingan menjadi tahap penting dalam penulisan, baik penulisan ilmiah, kreatif, dan/atau penulisan untuk kebutuhan konten media sosial. Kendati sudah mengandalkan AI, tetap memerlukan swasunting (penyuntingan pribadi). Penyuntingan bukan sekadar memperbaiki ejaan, struktur dan/atau logika kalimat, tanda baca, dan saltik (salah ketik). Dalam hal penyuntingan konten media sosial, penyuntingan sangat penting untuk memastikan apakah informasi yang disebarkan sudah kredibel dan tepercaya.
Cara Swasunting Tulisanmu
Apabila saat ini kamu cenderung menulis artikel konten, maka cara swasunting di bawah ini akan membantu.
Memperhatikan judul dan subjudul
Sebelum membaca keseluruhan isi, sebaiknya tinjau terlebih dahulu judul dan struktur subjudul untuk memastikan keselarasannya. Masing-masing paragraf harus mendukung subjudulnya, dan keseluruhan artikel harus sejalan dengan judul utama.
Menjadikan ringkasan konten sebagai acuan
Setiap karya tulis, baik karya ilmiah, kreatif maupun untuk keperluan konten, tetap mempunyai pedoman penulisan yang spesifik; karenanya, gaya bahasa pun perlu disesuaikan dengan khalayak sasaran tertentu. Ringkasan konten pun kerap kali memuat gaya bahasa, sudut pandang, outline atau kerangka, style (sesuai dengan penggunaan sitasi), jumlah kata, skor kemiripan, tanpa memuat unsur SARA, dan beberapa ketentuan lainnya.
Mempersiapkan referensi/rujukan
Tidak jarang seorang penulis akan kesulitan memahami suatu kata atau kalimat sehingga memerlukan sumber yang kredibel. Sumber pun bisa diperoleh melalui KBBI daring/luring, jurnal ilmiah, serta bisa melalui pakar kebahasaan yang bisa ditemukan di media sosial.
Mencatat kesalahan dalam penulisan
Untuk efisiensi penyuntingan dan menghindari revisi berulang, hendaknya dapat menandai kesalahan penulisan sebelum memperbaikinya. Sebagai contoh, fitur “suggest” pada Google Dock bisa dimanfaatkan untuk menandai kesalahan; sedangkan pada perangkat lunak pengolah kata lain, penandaannya bisa dilakukan dengan mempergunakan warna font selain hitam.
Menyesuaikan konteks kalimat
Kata merupakan unit terkecil dalam sebuah kalimat; maka unsur ini tetap krusial dalam proses penyuntingan. Membandingkan dua kalimat dengan menggunakan ‘istirahat’ sebagai fokus utamanya: Abi sedang beristirahat dan Kakek telah beristirahat dengan tenang. Kata ‘istirahat’ pada dua kalimat tersebut mempunyai makna yang berbeda. Penyunting harus peka terhadap konteks kata yang dipakai dalam naskah/konten.
Melalui kelima cara tersebut, kamu sudah bisa memulai swasunting. Seandainya terkendala dalam hal penyuntingan atau proofreading, menghubungi kami adalah pilihan bijak.