Sebuah dokumen, terutama karya ilmiah, akan dianggap layak apabila dokumen tersebut benar-benar terbebas dari unsur plagiat. Uji plagiat suatu dokumen karya ilmiah bisa dilakukan, salah satunya dengan mencantumkan sumber rujukan ke daftar pustaka. Namun, beberapa waktu terakhir, sekitar pertengahan tahun 2020, uji plagiat dengan metode terbaru mulai muncul.
Membedakan Plagiat dengan Uji Similarity Turnitin
Turnitin menjadi metode yang kini mulai digunakan oleh sebagian besar perguruan tinggi. Program Turnitin ini menjadi salah satu persyaratan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan proses studi mereka. Skripsi, tesis, disertasi, bahkan untuk buku pedoman pun wajib mengecek skor kemiripan pada Turnitin.
Ingat, plagiat dan uji similarity pada Turnitin tidaklah sama. Uji plagiat, seperti yang kami paparkan di atas tadi, bila dokumen dinyatakan plagiat jika sebagian besar karya miliknya menduplikasi dokumen milik penulis lain tanpa menyertakan sumbernya. Jika kamu menuliskan fakta, kutupan maupun pendapat yang diperoleh dari sumber lain, baik itu berupa buku, makalah, karya ilmiah ataupun sumber lainnya tanpa mencantumkan sumber, maka sudah termasuk tindakan plagiat.
Sebagai contoh kasus, Mahasiswa A mengambil skripsi dengan judul Ajari Aku Mencintai Dunia pada tahun 2022 Kemudian, pada tahun 2023, Mahasiswa B mengambil tesis dengan judul Tuntun Diriku untuk Cinta kepada Dunia. Jika mengamatinya secara sekilas, dua judul tersebut berbeda dan lolos uji similarty Turnitin. Namun, belum tentu berbeda bila Mahasiswa B ternyata menyadur sebagian besar skripsi Mahasiswa A tanpa mencantumkan sumber skripsi Ajari Aku Mencintai Dunia.
Beberapa Jenis Tindakan Plagiat
Terdapat beberapa jenis tindakan yang dikategorikan sebagai plagiat, terutama plagiat dalam hal penulisan karya ilmiah. Untuk lebih jelas, silakan kamu membaca secara saksama uraian di bawah.
Plagiat Total
Merupakan plagiarism yang dilakukan saat kamu menyadur atau menjiplak seluruh karya milik orang lain, lalu mengakui karya tersebut sebagai karyamu.
Plagiat Parsial
Sebuah karya apa pun jenis dan bentuknya bisa disebut sebagai karya tiruan atau hasil plagiat saat sebagian dari karya itu diperoleh dari karya milik pihak lain. Nah, penulisan karya ilmiah ini cukup sering ditemukan kasus plagiarism parsial, misal saat mengambil sampel, landasan teori maupun metode analisis dari karya milik orang lain tanpa menulis/mencantumkan sumber.
Autoplagiasi
Tindakan ini terlaksana sewaktu kamu melakukan salin rekat karya sebelumnya ke dalam karya yang tengah dibuat. Tentunya, plagiat ini terlaksana tanpa menyebut karya yang kamu salin sebagai salah satu sumbernya.
Plagiat Antarbahasa
Tindakan ini kerap dilakukan dalam karya ilmiah, misal saat kamu mengalihbahasakan karya tulis orang asing, lalu menuliskannya ke dalam bahasa Indonesia tanpa mencantumkan sumber asli (sumber bahasa asing).
Plagiat Struktur Gagasan
Dari beberapa jenis plagiat yang sudah kami cantumkan, plagiat struktur gagasan menjadi jenis yang sulit terlacak. Para pelaku plagiarisme mencontoh gagasan atau ide orang lain, lalu menuangkan kembali gagasan tersebut dengan kata kunci maupun frasa kunci yang tidak sama. Dalam kasus ini, kata kunci dan frasa kunci pemilik gagasan awal tidak digunakan, tetapi struktur gagasan tetap sama.
Itu saja yang bisa kami sampaikan mengenai perincian plagiarisme dan similarity pada Turnitin. Misalkan skor Turnitin-mu tinggi dan isi dokumen terbebas dari beberapa tindakan plagiarisme, maka dokumen tersebut layak disebut sebagai dokumen bebas plagiat. Namun, kalau kamu ingin menurunkan skor Turnitin, satu-satunya cara terbaik, selain mengerjakan sendiri, adalah menghubungi kami. Terima kasih.