Khutbah merupakan salah satu komponen penting dalam ajaran Islam. Kegiatan khutbah selalu kita jumpai saat umat Islam melaksanakan ibadah sholat Jumat dan di dua hari raya yang dirayakan umat Islam, yakni hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Namun selain pada momen-momen tersebut, khutbah juga kita jumpai di beberapa momen khusus seperti khutbah pada perikahan, khutbah saat shalat istisqa’ (meminta hujan), dll.
Khutbah secara Bahasa berasal dari kata Arab khathaba yang berarti berpidato. Dalam Islam khutbah adalah pidato atau ceramah yang biasanya disampaikan dalam rangkaian ibadah tertentu. Khutbah dalam ibadah umat Islam berisi pesan agama, informasi, nasihat ajakan dan larangan serta pengingat bagi para umat Muslim. Khutbah bersifat formal dimana dari segi rukun maupun adabnya telah diatur oleh syariat.
Adapun beberapa jenis khutbah di antaranya;
- Khutbah Jumat
- Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha
- Khutbah Nikah
- Khutbah Khusus
Bagaimana Isi Khutbah dan Cara Menyampaikannya?
Khutbah dan pidato bukanlah dua hal yang sama, cara pelaksanaan keduanya berbeda. Khutbah harus dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh agama. Demikian juga isi yang terkandung dalam khutbah harus tetap mengandung hal-hal yang sudah ditentukan dan ditetapkan oleh agama.
Isi khutbah harus dipahami oleh jamaah lebih-lebih oleh yang menyampaikan khutbah itu sendiri (Khatib), maka harus ada daya sambung antara apa yang dikatakan Khatib dengan pemahaman orang yang mendengarkan khutbah tersebut.
Berikut beberapa tips agar khutbah yang disampaikan dapat dipahami oleh jamaah dan bermanfaat bagi jamaah, maka materi khutbah harus diupayakan antara lain:
- Pahami kondisi jamaah, Khatib harus memahami latar belakang jamaah antara lain meliputi rentang usia, pendidikan, profesi dan masalah yang sedang dihadapi.
- Pilih masalah yang aktual, tema khutbah lebih baik sesuai dengan situasi dan kondisi terkini baik dalam konteks local maupun global yang dialami oleh masyarakat jamaah Jumat tersebut.
- Mengajak meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam bentuk mahdhoh dan juga mengajak meningkatkan kualitas masyarakat jamaah Jumat baik di bidang ekonomi, pendidikan dan kemasyarakatan (kenegaraan).
- Penekankan persatuan dan tidak menyampaikan khutbah yang memecah belah persatuan, lebih menekankan adanya kesamaan dan tidak membesar-besarkan atau menonjolkan perbedaan.
- Isi khutbah tidak boleh menyinggung kehormatan atau nama baik seseorang maupun golongan.
- Membuat atau menyampaikan khutbah harus menggunakan referensi yang kuat, yang didukung oleh dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits, serta referensi lain yang terpercaya agar kualitas dan kekuatan pesan yang disampaikan lebih baik lagi.
- Serta Khatib menyususn khutbah dengan jelas dan sistematis. Setelah memilih tema yang baik, khutbah harus disusun secara terstruktur agar mudah dipahami.
Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Berkhutbah
Tiga hal yang setidaknya perlu diperhatikan dalam persiapan khutbah:
- Persiapan diri pribadi Khatib. Khatib harus menyiapkan dirinya baik secara mental maupun fisik karena ia akan berbicara di depan jamaah shalat Jumat.
- Persiapan materi khutbah. Khatib harus memilih topik atau tema yang tepat.
- Persiapan lainnya yang menunjang terlaksananya khutbah dengan baik seperti jam tangan atau jam dinding untuk mengatur waktu khutbah, pengeras suara, kaca mat ajika menggunakan teks, dll.
Khutbah dalam Islam bukan sekedar ritual belaka, melainkan merupakan bagian penting dalam ibadah yang mendidik dan membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan mendengarkan dan menyimak khutbah secara khusyuk dan mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan Khatib, umat Islam dapat memperkuat dan memperkokoh iman dan taqwa mereka, serta menjadikan Islam sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.