Download Sipebi Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia Otomatis dan Gratis

Pada kesempatan kali ini, saya akan share aplikasi penyuntingan ejaan otomatis dari Kemendigbud dengan aplikasi penyuntingan ejaan Bahasa Indonesia yang rilis akhir Oktober 2021 ini. Sipebi, nama dari aplikasi tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat saya ingin berbagi kepada pembaca sekalian.

Kala itu, 2 atau 3 hari yang lalu, ketika melakukan rutinitas sebagai penyunting naskah buku, saya menemukan informasi tentang Sipebi yang tertulis pada laman KBBI Kemendigbud daring yang merupakan “Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia“, terpampang pada notif terbaru laman tersebut.

Pada laman tersebut disebutkan “Sipebi merupakan aplikasi yang berfungsi untuk melakukan perbaikan/penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomatis. Aplikasi ini menggunakan pangkalan data KBBI termutakhir dan masukan para ahli bahasa sebagai basis datanya“.

Pascarilis, saya mencoba menggunakan aplikasi tersebut. Sejauh ini saya menganggap Sipebi merupakan aplikasi penunjang buat para Editor seperti saya.

Mengapa demikian? karena fitur di dalamnya cukup bagus, mulai dari analisis teks untuk kata takbaku agar baku, kata/tanda hubung (subordinatif dan intrakalimat), saran kata akibat kalimat/kata yang ambigu, terkait kata dengan bentuk terikat atau saran mungkin bentuk terikat.

Aplikasi ini sangat menunjang untuk efisiensi waktu saat penyuntingan, saya merekomendasikan ini untuk rekan seprofesi.

Buku umumnya terdiri dari 150 hingga 300-an halaman. Dengan Sipebi, kita terbantukan dengan sistem deteksi dengan fungsi tersebut di atas.

Sehingga demikian, hasil analisis teks dapat membantu kita dalam menentukan kata yang tepat untuk sebuah kalimat.

Namun, seperti umumnya aplikasi baru, pasti ada kekurangan yang dijumpai. Seperti contohnya dari pengalaman saya, imbuhan verbal me-kan pada kata “hati”, kata yang baku adalah “memperhatikan”, namun pada aplikasi tersebut mendeteksi bahwa kata baku adalah “memerhatikan”, bertolak belakang dengan KBBI kemendigbud.

Contoh lain, saran kata yang bersifat ambigu seperti “nazir” atau kata “umum”, malah disarankan kata “nadir” ataupun “umun” yang memiliki arti yang cukup jauh berbeda. Hal ini berarti, sistem pada Sipebi belum dapat mengelola kalimat dengan baik dan tepat sehingga akan membuat bingung para pengguna, khususnya yang masih awam.

Walaupun cukup membantu, aplikasi ini perlu ada koreksian kembali oleh editor untuk memastikan tata kalimat sudah sesuai dengan PUEBI.

Walau saat ini aplikasi terbatas hanya untuk pengguna Os Windows saja, saya harap ke depannya, aplikasi ini dapat digunakan untuk Mac dan bahkan gawai. Semoga para pembaca yang suka menulis terbantukan dengan informasi ini.