Wawancara sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sering kali menjadi landasan kuat bagi pemahaman lebih dalam terhadap suatu topik. Dalam konteks ini, transkrip verbatim atau transkrip detail memiliki peran penting sebagai dokumen yang merekam setiap kata dan ekspresi narasumber secara menyeluruh.
Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh transkrip verbatim wawancara penelitian, menggali pentingnya penggunaannya, serta menyajikan panduan praktis dalam pembuatannya.
Transkrip verbatim menjadi sangat relevan karena mampu menggambarkan situasi sebenarnya dari interaksi antara pewawancara dan narasumber.
Cara Membuat Transkrip Verbatim
Bagaimana sebenarnya cara membuat transkrip verbatim? Berikut langkah-langkah dalam membuat transkrip verbatim:
1. Rekam Wawancara dengan Kualitas Suara yang Baik
Dengarkan rekaman secara keseluruhan, sambil mencatat setiap kata dan ekspresi narasumber. Jangan lupa untuk mengidentifikasi non-verbal, seperti tawa atau intonasi khusus. Penggunaan tanda baca yang tepat juga penting untuk merefleksikan nuansa dalam percakapan.
2. Review dan Koreksi Tulisan
Pastikan bahwa setiap kata tercatat dengan benar dan tidak ada detail yang terlewat. Koreksi juga dapat melibatkan penyesuaian terhadap tanda baca, mengingat pentingnya intonasi dan pause dalam percakapan. Teknologi modern juga dapat dimanfaatkan untuk mempermudah proses ini, seperti aplikasi transkripsi suara yang dapat menghasilkan teks dengan cepat.
3. Tambahkan Elemen dalam Penulisan
Dalam mengatur format transkrip, tambahkan elemen seperti header, nomor halaman, dan judul. Hal ini tidak hanya memberikan tata letak yang rapi, tetapi juga memudahkan dalam merujuk kembali ke bagian tertentu dari wawancara. transkrip verbatim merupakan instrumen tak tergantikan dalam mengeksplorasi kompleksitas wawancara penelitian.
Dengan menyajikan data secara akurat dan menyeluruh, transkrip verbatim membuka pintu bagi analisis yang mendalam dan pemahaman yang lebih kaya terhadap fenomena yang sedang diteliti. Dalam era penelitian yang semakin berkembang, keberadaan transkrip verbatim menjadi kunci untuk meresapi dan memahami esensi dialog langsung dalam konteks akademis dan ilmiah.
Sebagai contoh, dalam suatu wawancara dengan pendiri dan CEO sebuah start-up bernama Ahmad Santoso, transkrip verbatim dapat mencakup seluruh percakapan, termasuk ekspresi wajah, nada suara, dan intonasi yang mungkin hilang dalam transkrip substantif. Dengan kata lain, transkrip verbatim memberikan dimensi tambahan yang mendalam pada data yang dikumpulkan.
Penting untuk memahami bahwa transkrip verbatim bukan sekadar catatan harfiah, melainkan sebuah representasi lengkap dari interaksi verbal dan non-verbal. Menyajikan setiap kata dengan akurat memberikan kejelasan terhadap konteks penuh dari pernyataan narasumber.
Sebagai contoh, ketika Ahmad Santoso menjawab pertanyaan tentang hambatan terbesar dalam membangun start-up, kita dapat melihat tidak hanya kata-kata yang diucapkannya, tetapi juga ekspresi wajah dan nada suaranya yang mungkin mencerminkan tingkat kesulitan atau semangatnya.
Keakuratan data adalah elemen krusial dalam penelitian, dan transkrip verbatim menyediakan landasan kokoh untuk mencapainya. Dalam proses analisis data, detail kecil sering kali memiliki dampak besar.
Melalui transkrip verbatim, peneliti dapat memastikan bahwa setiap nuansa, perasaan, dan ekspresi yang terungkap dalam wawancara tersimpan dengan akurat. Hal ini tidak hanya memberikan kepercayaan pada hasil penelitian, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk membentuk pemahaman yang lebih kaya terhadap fenomena yang diteliti.
Pola bahasa dan gaya komunikasi narasumber juga dapat teridentifikasi melalui transkrip verbatim. Misalnya, dalam contoh wawancara dengan Ahmad Santoso, kita bisa melihat bagaimana dia menjawab pertanyaan dengan bahasa yang lugas dan gaya komunikasi yang tegas.
Informasi semacam ini dapat memberikan wawasan tambahan tentang latar belakang sosial dan budaya narasumber, yang pada gilirannya dapat memengaruhi interpretasi dan analisis data.
Contoh Transkrip Wawancara Penelitian
Setelah mengintip engertian, alasan dan cara membuat transkrip wawancara. Berikut adalah contoh transkrip wawancara penelitian, semoga bisa menjadi gambaran.
Contoh Transkrip Wawancara
Waktu Wawancara : 15 Desember 2023
Lokasi Wawancara : Google Meet
Profil Narasumber
Nama : Nendi
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Owner Seblak Sultan
Hasil Wawancara
Pewawancara: Selamat siang Bapak. Terima kasih karena ibu telah bersedia meluangkan waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan hari ini bu.
Narasumber : Selamat siang juga Dik. Silakan apa yang ingin ditanyakan. Apa yang ditanyakan akan saya jawab, untuk memudahkan pengumpulan data yang kalian butuhkan.
Pewawancara : Pertanyaan pertamanya bisa diceritakan ga masa kecil Bapak yang mempengaruhi terhadap karir entrepreneur Bapak.
Narasumber : Memang sih sedari kecil saya sudah di hidup dibesarkan sama single parent, yang dimana ibu saya tuh usaha nya memang jualan gitu kan, dalam kuliner kaya gitu, dan saya dari kecil memang membantu dia dan tahu gitu kan sedikit banyak tentang cara memasak, cara berjualan, ketika saya apa mulai usaha pun sebetulnya sudah banyak usaha kuliner yang saya jalani tapi Alhamdulillah ya mungkin yang cocoknya di seblak sultan ini.
Pewawancara : Sudah cukup Pak? Kemudian boleh tahu ga alasannya kenapa ingin menjadi entrepreneur daripada menjadi karyawan?.
Narasumber : Karena memang basic-nya dari kecil saya ga suka disuruh orang ga suka di itu, jadi pengennya usaha sendiri, cita-citanya sih besar gitu ya pengen punya restoran sendiri dan sebagainya, tapi mungkin belum ya.
Berikut penjelasan singkat mengenai transkrip verbatim dan langkah-langkah dalam membuat transkrip verbatim. Disertai juga dengan contoh singkat transkrip verbatim.