Menurut laporan Universitas Bradley, krisis seperempat hidup adalah periode pencarian identitas yang terjadi antara usia 25 dan 30 tahun.
Ciri khasnya sendiri dapat dilihat dari kebingungan dan kebimbangan tentang kehidupan, salah satunya adalah banyaknya cara dalam memaknai kehidupan.Menurut sebuah laporan oleh The Guardian, krisis paruh baya adalah kondisi yang mempengaruhi 86 persen generasi milenial saat ini, dengan gejala termasuk ketidaknyamanan, kesepian, dan depresi.
Selain itu, Quarter Life Crisis adalah hal yang penting untuk dialami.Tujuannya adalah untuk mengenal Anda lebih baik untuk mempersiapkan berbagai peluang.
Seperempat krisis kehidupan bukanlah hal yang perlu ditakuti. Dalam arti tertentu, keadaan ini merupakan transisi ke tahap kehidupan selanjutnya. Itulah mengapa penting untuk mempersiapkan diri dengan baik agar Anda bisa menjalani kehidupan yang lebih bahagia di masa depan.
1.Jangan Pernah Iri Dengan Pencapaian Orang Lain
Kadang kita lihat anak muda “Umurnya 25 dan dia sudah menikah, oh dia bilang umur 30 harus punya tabungan 1 Milyar kenapa saya belum punya berarti saya gagal jadi stop. comparing diri kita kepada orang lain karena masing-masing dari kita memiliki timeline yang berbeda – beda
2. Kenali kelebihan dan kekurangan hidup kita
Hal tersebut menjadi dasar untuk lebih memahami diri sendiri agar tidak bingung atau plinplan dalam menghadapi segala sesuatu. Dengan mengenali diri sendiri kita dapat menerima bahwa itu lah diri kita yang memiliki kekurangan sehingga nanti nya dapat diperbaiki
3. Mulailah merencanakan ingin menjadi apa kita 5-10 tahun ke depan.
Dengan membuat plan maka tujuan kita akan terarah dan ter struktur, dibandingkan dengan hidup yang hanya mengikuti arus. Rencana diperlukan ketika kita sudah memahami diri sendiri dan kelebihan kita agar lebih maksimal perubahan yang di alami, memiliki plan juga berguna menghindari hal-hal yang tidak di inginkan oleh kita agar kedepannya menjadi lebih baik.
4. Mulailah membongkar lagi dengan masing-masing yang kecil
Membongkar disini yang dimaksud adalah memberikan detail pada setiap hal, aktivitas, atas plan yang dilakukan, sehingga tidak ada hal terlewat atau terlupakan, maka dari itu perlunya membuat hal rinci atau membagi hal besar ke hal yang lebih kecil.
5. Selalu bangun secara pribadi dengan Tuhan.
Membangun kepribadian yang religius serta keimanan diri juga perlu ada karena di jaman yang serba instant dan kurang baik maka perlu adanya benteng diri atau pemahaman agama tentang baik atau buruknya sesuatu hal.